Budaya lokal identik dengan segala sesuatu yang sifatnya tradisional baik dalam forma maupun materi. Sedangkan segala sesuatu yang berbau post mengandung dan membawa pemahaman baru bahwa hal itulah yang lebih baik, lebih bernilai dan lebih mulia dari apa yang sudah terjadi sebelumnya serta memiliki daya ubah (to reform). Zaman ini (postmodern) ditandai dengan kemajuan teknologi dan IPTEK yang semakin menggila. Sadar atau tidak kemajuan ini memboncengi dua efek, di satu sisi memudahkan manusia dalam aktifitas hariannya namun di sisi lain membentuk kepribadian manusia menjadi lebih individualis dan menumbuhkan mentalitas instan.

Satu hal yang mau saya angkat di sini adalah soal cara berdialog. Dialog pada dasarnya memiliki banyak ragam. Dialog pengetahuan, dialog budaya, dialog agama dan masih banyak lainnya. Dialog terkadang tampak biasa-biasa saja namun memiliki peranan yang luar biasa sebab tidak hanya tinggal kenangan tetapi memacu orang untuk bertindakan (to move). Di dalam berdialog tentu dibutuhkan sarana, di sini saya mengangkat Oko mama (tempat untuk menyimpan sirih dan pinang bagi orang Timor) sebagai media pembanding cara berdialog pada zaman dulu dengan zaman sekarang. 

Dalam budaya Timor oko mama memiliki peranan penting sebagai media komunikasi. Jika dibandingkan oko mama sama urgen-nya dengan media komunikasi seperti surat kabar, surat undangan dan hp saat ini. Bentuknya sangat sederhana namun memiliki efek yang cukup menarik perhatian pihak penerima. Kurang lebih ada dua hal yang mau saya tekankan, pertama; harapan dan kedua; dukungan. Harapan dalam proses tidak secara eksplisit ditampilkan namun dari pihak penerima beritalah yang akan meresakannya. Saat sebuah keluarga mau mengadakan acara pernikahan atau sejenisnya maka tuan pesta atau orang yang dipercayakan untuk mengundang orang lain akan mengunjungi tetangga-tetangga dan sanak saudaranya dengan membawa oko mama sebagai media untuk mengungkapkan tujuan kedatangannya.

Bagi orang Timor secara keseluruhan dan orang Dawan (salah satu suku di Timor) secara khusus menganggap bahwa cara yang paling sopan untuk memulai sebuah pembicaraan yang formal dengan orang lain adalah dengan oko mama yang berfungsi sebagai pembuka jalan. Hal ini berlaku untuk semua kalangan baik dengan keluarga sendiri ataupun saat menjamu pendatang baru di daerah itu. Saat orang menyodorkan oko mama pihak penerima sudah mengetahui bahwa apa yang akan disampaikan adalah penting sifatnya, sebab hal itu tidak berlaku pada saat-saat non-formal. Sehingga setelah menyodorkan oko mama pembawa berita akan akan lebih leluasa untuk mengungkapkan isi hatinya, sebab jalan telah terbuka baginya tinggal saja seberapa jauh ia melintasi jalan itu.